Di balik kemegahan piramida, ada satu teka-teki besar.
Bagaimana bahan baku dari bangunan kuno, yang bahkan terlihat dari antariksa
itu, dibawa ke lokasi pembangunan?
Pertanyaan itu didasari pada beratnya pekerjaan
membawa batuan di gurun, dan minimnya teknologi pendukungnya. Batu tersebut
dibutuhkan dalam jumlah besar. Sementara itu, alat canggih yang bisa digunakan
untuk mengangkutnya melewati gurun pasir belum ada pada zaman Mesir Kuno.
Daniel Bonn dari University of Amsterdam menyatakan berhasil memecahkan teka-teki itu dalam hasil riset yang bakal terbit di jurnal Physical Review Letter, Rabu (29/4).
Bonn dan rekannya mengatakan, orang-orang Mesir Kuno mungkin membawa batuan dengan strategi jitu. Mereka menggunakan alat semacam gerobak untuk membawa batu, lalu menariknya di gurun yang telah dibasahi dengan air.
Dalam penelitian, Bonn melakukan percobaan di laboratorium menggunakan miniatur gerobak Mesir Kuno dan wadah berisi pasir yang telah dikeringkan di oven.
Air yang ditambahkan pada pasir hingga level basah tertentu akan membentuk "jembatan kapiler". Tetesan air akan bertindak seperti lem yang merekatkan pasir, membuatnya menjadi kaku dan meminimalisasi gesekan dengan benda yang bergerak di atasnya.
"Saya terkejut bahwa total gaya tarik bisa dikurangi hingga 50 persen," kata Bonn seperti dikutip Washington Post, Senin (27/4).
Dengan berkurangnya gaya tarik yang dibutuhkan, jumlah orang yang dibutuhkan untuk menarik gerobak berisi batu juga setengah dari total yang dibutuhkan apabila gurun pasir dalam keadaan kering.
Berkurangnya gesekan dan gaya tarik terjadi karena pembasahan menyebabkan peningkatan kekakuan pasir gurun.
"Gerobak bergerak lebih mudah pada pasir gurun yang basah karena pasir itu tidak membentuk gundukan di depan gerobak, tidak seperti yang terjadi bila gerobak ditarik di atas pasir kering," urai Bonn.
Kesimpulan bahwa air memudahkan pengangkutan batu ke lokasi pembangunan piramida diperkuat dengan adanya lukisan di kuburan Djehutihotep.
Lukisan itu menggambarkan adanya percikan warna abu-abu dan oranye dengan orang yang berdiri di depan gerobak sambil menyiramkan air. Lukisan itu sebelumnya telah memicu banyak perdebatan.
Penelitian ini memberi penjelasan ilmiah fungsi air dalam pembangunan piramida yang semula cuma dikaitkan dengan pencucian.
Daniel Bonn dari University of Amsterdam menyatakan berhasil memecahkan teka-teki itu dalam hasil riset yang bakal terbit di jurnal Physical Review Letter, Rabu (29/4).
Bonn dan rekannya mengatakan, orang-orang Mesir Kuno mungkin membawa batuan dengan strategi jitu. Mereka menggunakan alat semacam gerobak untuk membawa batu, lalu menariknya di gurun yang telah dibasahi dengan air.
Dalam penelitian, Bonn melakukan percobaan di laboratorium menggunakan miniatur gerobak Mesir Kuno dan wadah berisi pasir yang telah dikeringkan di oven.
Air yang ditambahkan pada pasir hingga level basah tertentu akan membentuk "jembatan kapiler". Tetesan air akan bertindak seperti lem yang merekatkan pasir, membuatnya menjadi kaku dan meminimalisasi gesekan dengan benda yang bergerak di atasnya.
"Saya terkejut bahwa total gaya tarik bisa dikurangi hingga 50 persen," kata Bonn seperti dikutip Washington Post, Senin (27/4).
Dengan berkurangnya gaya tarik yang dibutuhkan, jumlah orang yang dibutuhkan untuk menarik gerobak berisi batu juga setengah dari total yang dibutuhkan apabila gurun pasir dalam keadaan kering.
Berkurangnya gesekan dan gaya tarik terjadi karena pembasahan menyebabkan peningkatan kekakuan pasir gurun.
"Gerobak bergerak lebih mudah pada pasir gurun yang basah karena pasir itu tidak membentuk gundukan di depan gerobak, tidak seperti yang terjadi bila gerobak ditarik di atas pasir kering," urai Bonn.
Kesimpulan bahwa air memudahkan pengangkutan batu ke lokasi pembangunan piramida diperkuat dengan adanya lukisan di kuburan Djehutihotep.
Lukisan itu menggambarkan adanya percikan warna abu-abu dan oranye dengan orang yang berdiri di depan gerobak sambil menyiramkan air. Lukisan itu sebelumnya telah memicu banyak perdebatan.
Penelitian ini memberi penjelasan ilmiah fungsi air dalam pembangunan piramida yang semula cuma dikaitkan dengan pencucian.
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon